7.11.13

(My) Greatest Weekend Ever! part 2

halo ini adalah perpanjangan dari posting (My) Greatest Weekend Ever! selamat membaca.


Saturday, September 28, 2013

Selamat pagi dunia!! I bet today would be great saturday night ever! Hmm mungkin jangan ke malam dulu kali ya. Hari ini hari Sabtu 28 September 2013. Gue gak tau kenapa bisa seseneng ini sampe hiperbol banget.  Actually, sebenernya gue tau kenapa.

Pagi ini gue bangun dengan riang gembira seperti Dora dan Boots mengarungi perjalanan mereka. Kita mau kemana? -childhood flashback end-

Kita Gue hari ini bakal pergi ke....umm nanti dulu deh, ceritain sebelumnya aja dulu wkwk
Aiish kalo ga inget hari ini kuis di kelas Mandarin 2 gue pasti udah teriak-teriak gak sabaran nih -_-

okay akhirnya gue menuju Gedung VI FIB dengan was-was sambil ngapalin beberapa kata mandarin dan hanzi nya. Dan kuis dimulai....

-let's skip this unimportant part-

Voila! Kuis nya sudah selesai dan gue langsung melangkah riang menuju tukang ojek dan segera cus ke rumah. Sampai di rumah gue langsung mandi trus pake baju dengan rapi.

: atasan coklat muda bahan mudah kusut sepaha
 bawahan celana jeans motif ramai (?) warna oranye coklat dsb
 pashmina motif ramai (?) warna coklat oranye dsb
 satu polesan lembut bedak dan lipgloss

Tas hitam putih sepinggang isinya dompet, handphone, payung, mukena, bedak, sejumlah uang kecil dan headset. Benda wajibnya wanita semua tuh. Tas itu disampirkan ke pundak kanan, kemudian pake kaos kaki warna coklat muda plus sepatu jalan jalan punya mama yang enak banget buat jalan. Kemudian jalan dengan riang(lagi) menuju tukang ojek(lagi) menuju stasiun(gak lagi).

Langsung beli tiket ke tanjung barat kemudian naik kereta dengan hati berbunga bunga memunculkan taman bunga yang harum mewangi semerbak merebak di angkasa timur raya jaya dan berbahagia selamanya(apa ini?). Turun di tanjung barat dan nunggu Gagas dan Deza di lobby(yang ga bisa disebut lobby juga sih) stasiun. Ah mereka lama banget janjian jam berapa nyampe jam berapa -_- emang gue doang yang paling semangat wkwk.

Gak berapa lama(900 detik) menunggu, Gagas nyampe.  Abis gue beli tiket lagi ke juanda, gak berapa lama Deza nyampe. Eh sialnya pas Deza udah diri deket gue, Gagas malah jalan beli pulsa ke indomaret. Nasib, nasib. Kelewatan kan kereta ke dukuh atas. Yaudah akhirnya kita nunggu beberapa menit buat kereta selanjutnya. Dan emang dasar babo ini ...

A : "Gas, tempatnya dimana?"
G : (cengengesan)"Hehe, gatau."
A : (!@#$%^&*()) "masa gatau?"
G : "Gatau gue, coba tanya Deza."
D : (tatapan penuh tanda tanya) "???"
A : (lelah) "Percuma, ansos dia mah. Tanya kakak lo coba."
G : (melirik hapenya) (cengengesan lagi) "Hehe, batre hape gue abis."
A : (bunuh diri) "Lah kan yang beli pulsa elu..."
G : "Iya, percuma ya."
A : "Yaudah nih pake hape gue biar bisa nelpon kakak lu dulu."

Dan begitulah kami dengan babo tingkat super pedas level 15. Gagas dan Deza berdiri sambil berdiskusi di depan gue. Dan gue? Duduk dong di kursi kereta hohoho. Tapi kemudian setelah kosong mereka duduk juga di samping gue. Kemudian kami turun di stasiun Juanda dengan penuh keraguan. Bergegas turun dan nanya sama tukang ojek(hari ini emang harinya tukang ojek kali ya? Berkali-kali komunikasi sama tukang ojek) nanyain RRI dimana. Katanya sih lumayan deket, tapi jauh(maksudloh?)
Akhirnya we take a bajaj to go there. Abang tukang bajaj nya bilang sih ke RRI 20ribu. Bertiga empet-empetan di bajaj? hahaha (Enak aja). Nah dari poin ini kalian bakal sadar peran cewek yang paling memberi berkah(gak banget sih, tapi memberi lah) dan membuat kalian percaya quote ini
"Apalah arti seorang gadis tanpa keahlian menawar."

A : "15 ribu ya bang?"
TB : " 18 deeh."
A : "Yaudah 17 atau gak sama sekali(dengan PD tingkat dewi dewi khayangan)
TB : "Yaudah naik."
A : (tertawa penuh kemenangan dalam hati)

Perjalanan dilewati dengan sangat mulus tanpa macet.  Banyak pemandangan indah di sebelah kiri kanan jalan. Bangunan tua sih rata-rata. But i love it! Dan ternyata udah mau nyampe. Gue dulu deh yang bayar. Tapi gak pas uangnya 17 ribu. Dan bukan cewek kalo gak pinter ngakalin duit.
Nih i'll tell you the secret:

FYI, Tukang tukang macem tukang bajaj, becak, ojek dan tukang transportasi lainnya biasanya tidak (banyak) bisa menepati janji yang diucapkan pada saat tawar menawar sebelum kendaraan mereka berjalan. Maka dari itu, for your better future untuk tidak menciptakan dosa pada tukang-tukang itu atau kau kena tipu lebih baik siapkan uang pas. ok?

Akhirnya keluarlah uang 22ribu dari dompet gue agar si tukang bajaj memberi kembalian 5 ribu saja dan berhasil! (tersenyum penuh kemenangan dan tertawa puas dalam hati)

Kita langsung masuk gedung tapi sebelumnya alhamdulillah kami bertiga muslim dan muslimah yang baik jadi sebelum nonton konser kami sholat asar dulu. Baru kemudian menuju auditorium. Di dalem belum terlalu rame. Mungkin belom pada dateng. Kita bertiga langsung ambil posisi di tempat yang (sebenernya kurang) strategis. Baca baca list lagu dan pemain sebelum akhirnya

"GONG!!!!" (ceritanya itu suara gong yang dipukul)

Artinya pertunjukan akan segera dimulai. Wah aku tidak sabar!
Pemain memasuki panggung... Kak Gina! Kak Tita! Kak Syifa! Kak Nila! Kak Mia! Kak Hanif! (beberapa cast Mahawaditra UI yang aku tau)

-sepetik pengalaman-
Kak Gina adalah seorang oboist .  Tadinya dia mau ambil biola di Mahawaditra, tapi dia bilang yang ambil biola rata-rata ilmunya selangit jadi ga jadi ambil biola. Kenapa ambil oboe? Karena katanya peminat oboe sedikit jadi saingan sedikit. Nama oboe nya Kuroki! Dia ini kenalan ku dari Serenade, temen ansamble, temen satu violin 2, temen nongkrong sepulang latihan ansamble, temen twitter, facebook, line dsb (?)

Kak Tita ini kakaknya Gagas. Seorang cellist yang menurutku jago. Kenapa? Karena jarang liat cellist dan menurutku dia jago(?). Pertama kali ketemu pas latihan main bareng buat Malam Puncak Math Olympiad di UI. Cantik dan...hampir identik sama Gagas. Dia hobinya knitting. Aku pengen belajar dari dia tapi dianya menolak untuk mengajarkan ku -_- Pas konser ini dia cantik banget pake gaun hitam dari renda yang disusun. Rambutnya sedikit diikat tapi rapi. Kenal dari Gagas.

Kak Syifa seorang Violist sedangkan kak Nila Violinist. Mereka berdua sama sama jago(kata Gagas). Aku ketemu mereka pertama kali pas ikut audisi bareng buat iklan susu. Kedua sama kak Syifa pas di tenda biru abis main ama Gagas dan Deza. Terakhir pas konser kemaren.

Kak Mia seorang fluist (pemain flute tapi gatau sebutannya-_-) yang cantik. Aku rasa dia keturunan cina. Pertama kali ketemu pas latihan buat main di Malam Puncak Math Olympiad.

Kak Hanif itu violinist juga. Tapi bedanya kalo pas konser kak Nila di Violin I, kak Hanif di Violin II. Kak Hanif jago banget mainnya. Dia terlalu jago atau emang standar anak kuliah ya? Gatau deh.  Kece banget tapinya. Pertama kali ketemu di pusgiwa UI pas main bareng Gagas dan Kak Tita.
-end of experience section-

They're absolutely amazing! dengan setelan hitam-hitam berhasil membuat penonton berdecak kagum dan interest sama penampilan mereka. Gak berapa lama mereka sampai di kursi masing masing, lampu dimatikan. Itu artinya perhatian harus tertuju kepada mereka. Kemudian background ganti jadi gambar merah putih. Narator bilang penonton harus diri buat nyanyi lagu Indonesia Raya. Lalu kita diri dan pemain juga pada diri. Dengan instrumen dari awak mahawaditra UI, auditorium dipenuhi lantunan syair Indonesia Raya. Meleburkan air mataku. Terharu, sungguh.

Kemudian karena merasa kurang nyaman, kita bertiga pindah ke tempat yang lebih strategis. Dari situ lah baru si konduktor masuk ke panggung. Seorang keturunan cina yang sangat karismatik dan pembawaannya easy going. Kayak Jean di film Nodame Cantabile ( cek : Nodame Cantabile, the series and the movie ).

-List lagu akan di update soon-



-pict- (30 tahun Mahawaditra UI : Time to time concert : Remembering The Beatles)

They have our attention. Beberapa lagu yang fenomenal seperti Gaudeamus(mars wajib universitas), Kaiserwalzer dan Phantom of the Opera dibawakan sangat mengalun. Tergantung pada suasana lagu nya. Really heart-catching. Dan ada juga penampilan lagu 'The typewriter'. Lagunya bener-bener unik. Dengan mesin tik dipakai untuk aksen untuk lagu itu jadinya catchy banget. Instrumen yang cepat mengimbangi suara mesin tiknya. Kemudian ada lagu 'Remembering the beatles' yang gue suka banget. Disini lagu-lagu nya The Beatles di remix dan di medley in jadi harmonis banget walau agak sedikit kecewa karna lagu lagu fav gue macam Hey Jude atau Obladi Oblada gak masuk aransemennya. Ada penampilan lagu-lagu betawi dari lagu 'Varia Ibukota' yang aransemennya keren banget. Dari mayor dan allegretto pada lagu keroncong kemayoran menuju nada nada minor pada lagu kicir kicir yang emang Largo dan balik ke nada dan tempo awal di lagu jali-jali. Amazing! Ada juga penampilan solo vokal soprano salah satu cast Mahawaditra diiringi seluruh orkestra. Sayang, sopran nya kurang kuat suaranya. Padahal lagunya bagus.

gue berpikir sejenak setelah mengetik dua paragraf di atas bahwa gue ini mungkin cocok jadi pengamat dan kritikus musik amatir hahaha

Dan akhirnya jam 7 acaranya selesai. Ada prosesi kasi bunga dan foto foto tapi sayang gue bawa dua hape yang satu ga ada kamera dan yang satu kameranya rusak jadi ga bisa puas-puasin foto bareng.  Gue dan Gagas cuma foto bertiga sama Kak Tita. Difotoin sama mamanya Gagas. Deza? Don't ask about him please, dia lagi duduk di kursi tadi sambil megangin hapenya. Ngansos as usual.

Pulangnya (we're so lucky!alhamdulillah) ortu nya Gagas menawarkan tumpangan buat kami dan kami (tentu saja) menerimanya. Ortu Gagas duduk di depan. Gagas duduk di paling belakang bersama Cello kakaknya. Gue Deza dan tantenya Gagas duduk di tengah. Dingin sekali : 1. AC mobilnya 2. Keadaannya

Karena itu juga ortunya menawarkan(lagi) kepada kami untuk ikut makan di warung soto. Pengen nolak tapi takut dbilang gak menghargain. Aduh -_- Akhirnya kita makan dengan masih suasana dingin itu. Selesai makan, kita jalan lagi pake mobil. Kebetulan banget perut udah kenyang, Capek jalan pas awal, dan Belom tidur siang dari kemaren, dan muka tepat di depan AC Mobil, mati lah saya dengan rasa kantuk yang membunuh.

Untunglah gue udah bangun pas mama nya Gagas nanya sesuatu. Gue dan Deza diturunin di stasiun Tanjung Barat untuk kemudian gue naik kereta lagi menuju home. Oh, i'm so lucky. Sedangkan Deza jalan kaki menuju rumahnya (yang katanya gak jauh dari situ).

Sampe rumah? Tewas langsung di kamar dengan sejuta kebahagiaan dalam hati menumbuhkan bunga bunga yang semerbak mewangi di kebun depan rumah sebelah tembok belakang dapur (apa lagi?)

-End-